,

Guru Ngaji Pekalongan Cabuli Santri, Polisi Dalami Kemungkinan Ada Korban Lain

oleh -472 Dilihat

Pekalongan – Guru Ngaji Pekalongan Cabuli Santri, Polisi Dalami Kemungkinan Ada Korban Lain Kasus mencuat ketika videonya viral di media sosial, menampilkan seorang guru ngaji diduga sedang melakukan perbuatan cabul kepada santri prianya di TPQ Bojong, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan. Ini menjadi awal terbukanya laporan kepada polisi.

Lingkaran - Guru Ngaji Cabuli Belasan Anak, Termasuk Komika Eky Priyagung: Ini Kronologinya

Baca Juga: Ridwan Kamil Diperiksa Kasus Fitnah Lisa Mariana di Bareskrim

Penangkapan pelaku berlangsung Kamis (28 Agustus 2025) malam, usai polisi menerima laporan dari masyarakat dan melalui patroli siber.

Warga sempat mengepung rumah pelaku karena amarah mereka saat video tersebar. Beruntung, polisi berhasil melakukan evakuasi pelaku sebelum situasi makin memburuk.

Evakuasi berjalan intens berkat negosiasi efektif antara polisi dengan masyarakat. Polisi kemudian mengamankan A ke Mapolres Pekalongan.

Korban mendapatkan pendampingan dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres serta tim psikologi konseling, guna meminimalkan trauma.

Proses hukum mengacu pada Undang‑Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bersama Pasal 65 KUHP—dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara, maksimal 15 tahun.

Polisi mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika mengetahui adanya korban lain, sebagai upaya memastikan tidak ada korban yang terabaikan.

Polisi terus mendalami, bukan hanya korban yang sudah teridentifikasi, tetapi juga kemungkinan korban tambahan.

Di sisi lain, video penggerebekan di TPQ yang kini viral menjadi kunci awal menguak kasus ini. Warga yang curiga langsung memecahkan pintu, menemukan situasi yang mencurigakan, lalu langsung menggeruduk rumah pelaku keesokan malamnya.

Unit PPA tetap aktif melakukan pendampingan, baik terhadap korban maupun penelusuran kemungkinan korban tambahan.

 Kasus ini menyoroti kerentanan anak terhadap figur otoritas keagamaan, terutama bila hubungan guru‑santri terlalu dekat di luar pengawasan.

Fakta-fakta tersebut menggambarkan pola rendahnya deteksi dini, menyebabkan perbuatan berlangsung lama sebelum terungkap ke publik.

Seringkali, media sosial menjadi media utama pengungkap awal—baik dari laporan korban maupun warga yang menemukan situasi mencurigakan.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.