Meninggal di Nusakambangan, Guru Cabul Ini Wariskan Luka Mendalam bagi Korban dan Keluarga
Jawa Tengah — Kabar mengejutkan datang dari Lembaga Pemasyarakatan di Pulau Nusakambangan. Seorang guru yang pernah menggemparkan publik karena kasus asusila terhadap murid-muridnya dikabarkan meninggal dunia saat menjalani masa hukuman. Pria yang sempat dikenal sebagai pendidik itu tutup usia dalam sunyi, meninggalkan luka mendalam, terutama bagi para korban dan keluarganya yang masih berjuang memulihkan diri dari trauma panjang.
Akhir Perjalanan Hidup yang Penuh Dosa
Guru yang tak lagi layak disebut panutan itu, sebelumnya divonis puluhan tahun penjara atas perbuatannya yang sangat mencederai nilai pendidikan dan moral. Kasusnya sempat menjadi sorotan nasional karena jumlah korban yang tidak sedikit serta modus yang dilakukan dalam kurun waktu cukup lama. Di balik jeruji besi Nusakambangan, ia menjalani hari-hari terakhirnya dalam kondisi kesehatan yang dikabarkan terus menurun.
Pihak lapas membenarkan kabar meninggalnya terpidana tersebut dan menyebutkan bahwa proses pemulasaraan jenazah telah dilakukan sesuai prosedur. Jenazah kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

Baca juga: Tingkatkan Literasi Masyarakat Kabupaten Pekalongan, Dinas Arpus Gelar Dua Event Besar
Luka yang Sulit Terobati
Meski pelaku telah tiada, luka yang ditorehkannya masih membekas kuat di hati para korban. Bagi sebagian korban, kabar ini memunculkan kembali kenangan pahit yang selama ini berusaha mereka kubur dalam-dalam. Banyak pihak berharap, peristiwa ini menjadi refleksi penting bagi semua, terutama dunia pendidikan, untuk memperkuat sistem perlindungan anak di sekolah.
Seorang pemerhati anak menegaskan, kematian pelaku bukan berarti berakhir pula penderitaan para korban. “Justru kita harus semakin menguatkan pendampingan psikologis bagi anak-anak yang pernah menjadi korban kekerasan seksual,” ujarnya.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Aman
Kasus ini menjadi pengingat keras akan pentingnya pengawasan di lingkungan pendidikan. Tidak boleh ada lagi anak yang menjadi korban kejahatan seksual dari oknum yang seharusnya menjadi pelindung dan teladan. Masyarakat pun diharapkan lebih berani bersuara dan melapor jika mengetahui adanya indikasi kekerasan terhadap anak.
Semoga dengan kepergian pelaku, tidak ada lagi ruang bagi kejahatan serupa, dan para korban bisa perlahan-lahan bangkit menata hidup, menjemput masa depan yang lebih cerah tanpa bayang-bayang kelam masa lalu.