Pedagang Resmi Pasar Loak Kuripan Kian Terjepit, Kalah Saing dengan Pedagang Liar di Pinggir Jalan
Pekalongan – Pasar Loak Kuripan yang selama ini dikenal sebagai pusat jual beli barang bekas di kawasan tersebut, kini menghadapi tantangan serius. Pedagang-pedagang resmi yang sudah menempati kios dan lapak di dalam area pasar mengeluhkan semakin sulitnya mendapatkan pembeli. Bukan tanpa sebab—keberadaan pedagang liar yang berjualan di pinggir jalan dianggap sebagai pemicu utama turunnya omzet mereka.
Pedagang Resmi Merugi, Pembeli Beralih ke Pinggir Jalan
Sejumlah pedagang resmi mengungkapkan bahwa mereka makin tersisih karena sebagian besar calon pembeli lebih memilih berbelanja di pinggir jalan. Pedagang liar ini dengan bebas menggelar dagangannya di trotoar maupun bahu jalan, sehingga lebih dulu dijumpai oleh para pembeli yang melintas. Kondisi ini membuat para pedagang resmi kehilangan kesempatan menarik pelanggan ke dalam pasar.
“Sudah sepi pembeli, sekarang malah makin sepi karena orang-orang lebih suka belanja di luar. Mereka (pedagang liar) lebih mudah diakses, jadi kami di dalam pasar seperti tidak terlihat,” ungkap Anto, salah satu pedagang lama Pasar Loak Kuripan.
Persaingan Tidak Sehat dan Keluhan Pedagang Resmi
Keberadaan pedagang liar ini dinilai menciptakan persaingan tidak sehat. Pedagang liar tidak membayar retribusi pasar, tidak menanggung biaya sewa kios, dan bebas menentukan harga tanpa beban biaya tambahan. Sementara pedagang resmi tetap harus memenuhi kewajiban pembayaran retribusi setiap bulannya meskipun pendapatan mereka merosot tajam.

Baca juga: Nasabah Geger, Rumah Orang Tua Terancam Dilelang Meski Cicilan Masih Berjalan
“Kalau begini terus, lama-lama kami bisa gulung tikar. Kami sudah bayar retribusi, listrik, kebersihan, tapi malah kalah saing dengan pedagang yang tidak ikut aturan,” kata Siti, pedagang lainnya yang mengaku mulai kesulitan menutupi biaya operasional kiosnya.
Dampak pada Tata Kota dan Ketertiban Lingkungan
Fenomena maraknya pedagang liar ini bukan hanya merugikan pedagang resmi, tetapi juga memicu kekumuhan dan kemacetan di sekitar pasar. Bahu jalan yang semestinya untuk kendaraan menjadi penuh oleh lapak-lapak dadakan. Trotoar yang seharusnya menjadi hak pejalan kaki, kini dipenuhi barang-barang dagangan, sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat.
Sejumlah warga sekitar juga mengeluhkan kondisi tersebut. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan untuk menata kembali kawasan pasar agar tertib, bersih, dan nyaman untuk semua pihak.
Harapan Pedagang dan Langkah yang Diharapkan Pemerintah
Para pedagang resmi Pasar Loak Kuripan berharap pemerintah daerah, melalui dinas terkait, dapat mengambil langkah konkret untuk menertibkan pedagang liar. Mereka juga meminta agar dilakukan penataan ulang pasar agar kondisi menjadi lebih adil bagi semua pelaku usaha.
“Kami tidak minta apa-apa selain keadilan. Kalau memang mau jualan, ya sama-sama masuk pasar, ikut aturan. Jangan dibiarkan seperti ini terus,” tutur Anto menambahkan.
Pemerintah setempat diharapkan segera menyiapkan solusi, baik berupa relokasi pedagang liar ke lokasi yang layak, maupun penegakan aturan agar kawasan pasar bisa kembali tertib. Dengan demikian, persaingan usaha menjadi lebih sehat, pendapatan pedagang resmi bisa pulih, dan wajah kota pun terlihat lebih rapi.